Rabu, 18 Juni 2008

Djoko Pamer "Blue Energy"

NGANJUK, RABU - Djoko Suprapto, penemu blue energy, akhirnya memperlihatkan hasil temuannya yang menghebohkan itu. Namun, Djoko hanya memamerkan minyak yang disebut-sebut hasil dari air itu di hadapan pengajar Sekolah Tinggi Teknologi TNI AD (STTAD) di rumah dan bengkelnya di Desa Ngadiboyo, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, Jatim, Rabu (18/6) sekitar pukul 11.00.

Seperti dikutip Antara, Dandim Nganjuk Letkol (Art) Chrisetyono dan staf pengajar STTAD, Kapten Budi Santoso, mengaku, air yang bisa diubah jadi bahan bakar temuan Djoko Suprapto itu masuk akal dan dapat dinalar serta tidak ada unsur kebohongan atau takhyul.

Blue energy made in Djoko ini diklaim bisa digunakan untuk bahan bakar berbagai jenis kendaraan, mulai mobil sampai pesawat dengan harga yang murah. Namun, banyak pihak, terutama dari kalangan ahli perminyakan, yang meragukan blue energy ini karena menurut mereka untuk menghasilkan minyak dari air diperlukan biaya yang mahal karena memerlukan energi yang besar.

http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2008/
bulan/06/tgl/18/time/105159/idnews/958301/idkanal/10

Selasa, 17 Juni 2008

Misteri Blue Energy - Buktikan Energi Listrik Besar, Joko Rahasiakan Alat

Nganjuk - Pembuktian blue energy yang dilakukan Joko Suprapto kurang transparan. Pembuktian atau ujicoba berjalan sangat tertutup. Yang diujicoba hanya pembangkit listrik, belum sampai ke bahan bakar dari air. Tapi, Joko tetap merahasiakan alat pembangkitnya.

Sejumlah wartawan yang berdatangan ke kediaman Joko di Desa Ngadiboyo, Kecamatan Rejoso, Nganjuk, Jawa Timur, tadinya berharap, 'ilmuwan' tersebut akan memperagakan secara detil bagaimana proses pembuatan blue energy. Namun harapan itu tidak menjadi kenyataan.

Joko bersama tim blue energy dan sejumlah undangan, tiba-tiba saja keluar dari rumah. Mereka bergerak menuju bengkel mobil milik Joko. Bengkel tersebut terletak sekitar 500 meter di sebelah utara rumah Joko. Mereka tampak membawa sebuah alat pembangkit listrik yang terbungkus sebuah kotak.

Joko sama sekali tidak menjelaskan tahap pembuatan air menjadi bahan bakar. Begitupula dengan cara kerja alat pembakit listriknya. Joko dan kawan-kawan hanya menunjukkan alat itu bisa melipatgandakan energi listrik.

Hal itu ditunjukkan dengan mengalirkan listrik dari alat itu ke lampu penerangan jalan dan mesin las di bengkel mobil. Lampu penerangan jalan tersebut tampak menyala terang. Demikian pula dengan mesin las tersebut, bisa berfungsi setelah mendapat suplai listrik dari alat yang dibuat Joko.

Tamu undangan yang hadir, seperti Dandim 0810 Nganjuk Letkol Chrisetyono dan Staf Pengajar Sekolah Tinggi Angkatan Darat Kapten Budi Santoso, tampak puas. Mereka yakin, temuan Joko bukan sebuah kebohongan.

"Ini nyata, bukan suatu pembohongan. Setelah saya melihat langsung, ya nyata. Dari segi teori memang bisa dibenarkan suatu alat dapat melipatgandakan listrik," ujar Budi.( djo / asy )

http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/
2008/bulan/06/tgl/18/time/123021/idnews/958375/idkanal/10

Misteri Blue Energy - Joko Suprapto Sudah Buktikan Blue Energy Selasa Malam

Nganjuk - Meski belum diumumkan resmi, Joko Suprapto dikabarkan telah melakukan uji coba blue energy. Hasilnya, bahan bakar berbasis air itu terbukti bisa digunakan.

Hal itu diungkapkan seorang pria berbadan tegap dan bersafari hitam yang berjaga-jaga di sekitar kediaman Joko Suprapto di Dusun Turi, Desa Ngadiboyo, Rejoso, Nganjuk, Jawa Timur, Rabu (18/6/2008).

"Tadi malam sudah diuji coba oleh Pak Joko dan timnya. Dan sekarang rencananya mau dibuktikan dengan beberapa tamu yang diundangnya," kata pria tersebut.

Hal senada disampaikan Dandim 0810 Nganjuk Letkol Chrisetyono. Menurut Chrisetyono, anak buahnya telah menyaksikan uji coba blue energy pada Selasa 17 Juni malam. Uji coba tersebut berjalan lancar.

"Saya sendiri tidak berada di sana (rumah Joko)," ujar Chrisetyono saat dihubungi detikcom, Rabu (18/6/2008).

Menurut rencana, Joko secara resmi akan membuktikan blue energy temuannya pada hari ini. Terkait hal itu, berbagai persiapan sudah dilakukan di kediaman Joko, seperti pemasangan tenda dan sebagainya.
( djo / nrl )

http://www.detiknews.com/indexfr.php?url=http://www.detiknews.com/index.php/
detik.read/tahun/2008/bulan/06/tgl/18/time/105159/idnews/958301/idkanal/10

Senin, 26 Mei 2008

Heroes of Indonesia - Joko Suprapto, Alternative Fuel Inventor


Joko Suprapto is from Nganjuk, East Java – Indonesia. He’s well known as a generous man but also a reclusive person. He invented a new machine with sea water as an alternative energy which then developed with together with Blue Energy team. The main energy, water is separated into 2 flammable gas, Hydrogen and Oxygen. This hydrogen will replace oils as a main fuel.

Joko made this fuel with his friend, Heru Lelono, joined as a team called Blue Energy. They met in 2007 when Joko invents an alternative electric generator. The name Blue Energy refers to an eco friendly, low emition fuels, officially stated by President of Indonesia SBY.

In May 20, 2008, Joko is invited by President SBY for a National Rising Day event. But a couple days before, he is missing. This news responded quickly. Some intel and police is mobilized. But they found nothing. Suddenly, Joko come home at Friday, May 23.

In his living room, he held a press conference, telling the reporter that he didn’t kidnapped. He said that he want to seclude, to think the right strategy for project fund raising. In the middle of interview, suddenly he passed out unconciously. No farther information about this.

Anyway, this invention is not the first time. There’s also a team that invent the same thing. But this news give Indonesia a hope. A hope for brighter future in the middle of the hard time. Thanks to Joko Suprapto, one of Indonesian Heroes.

http://futureindonesia.blogspot.com/2008/
05/heroes-of-indonesia-joko-suprapto.html

LIPI: Unsur Hidrogen Jadi Kunci Energi Bahan Bakar Air

Jakarta - Blue energy atau bahan bakar dari air yang dipopulerkan Joko Suprapto yang kini raib, bukanlah hal yang mustahil. Kunci bahan bakar itu ada pada unsur hidrogen yang berpotensi menghasilkan energi.

Penjelasan bahan bakar air yang bisa menjadi energi tersebut dijelaskan Deputi Jasa Ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof Dr Jan Sopaheluwakan ketika dihubungi detikcom, Jumat (23/5/2008).

"Bisa saja dari air. Saya yakin diurai dulu menjadi hidrogen," ujar Jan.

Jan menambahkan, proses air yang diubah menjadi energi ini sudah dilihatnya dikembangkan beberapa pakar di Jepang dan India. Prosesnya, air ditambahkan ke suatu proses pembakaran. Air dimasukkan ke dalam tangki, melalui proses tekanan dipisahkan menjadi oksigen dan hidrogen. Hidrogen akan menghasilkan pembakaran internal yang bisa menggerakkan piston.

"Pembakaran internal dalam mesin yang tadinya menggunakan BBM dan kemudian BBM memicu busi membakar dan membuat piston bergerak. Proses (BBM) itu diganti dengan hidrogen," kata dia.

Tak hanya air tawar, Jan pun menjelaskan air laut bisa dijadikan bahan bakar melalui proses desalinasi (menghilangkan unsur garam). "Air laut bertahap. Desalinasi reverse osmosis menjadi air tawar. Air tawar kita uraikan menjadi hidrogen dan oksigen," kata Jan.

Jan pun mencontohkan bagaimana hebatnya tenaga hidrogen, bila bertemu dengan oksigen, bisa menghasilkan energi seperti bom atom. "Terjadi pertemuan H2 dan 02. Kenapa bom hidrogen terjadi, karena hidrogen bertemu oksigen dari udara," kata dia.

BBM yang selama ini digunakan, imbuhnya, mempunyai unsur hidrokarbon (CH). Jadi kalau hidrogen yang dipisahkan itu diberi unsur karbon, bukan mustahil bisa menjadi seperti bensin yang punya oktan tinggi.

"Karbon bisa dari CO2 yang dikeluarkan dari gas knalpot atau pabrik. Nanti bereaksi dengan hidrogen menjadi rantai hidrokarbon. Sesuai hukum kekekalan energi, energi itu bisa diubah bukan diciptakan," ujar dia.

Yang menjadi masalah, lanjut dia, adalah memisahkan unsur hidrogen itu dari unsur lain untuk diubah menjadi energi. Kendati, hidrogen merupakan unsur yang paling banyak terdapat
di atmosfer.

"Tapi nggak bisa didapatkan dalam unsur bebas di udara. Memisahkan hidrogen itu butuh tenaga besar," imbuh Jan.

Memisahkan hidrogen itu, bisa menggunakan tenaga Matahari atau dengan memanfaatkan perbedaan temperatur air laut yang menghasilkan perbedaan panas yang bisa diubah menjadi energi listrik.

"Tapi memang kita perlu mendorong secara besar-besaran hidrogen sebagai bahan bakar untuk menghasilkan listrik maupun untuk internal combustion," kata dia. ( nwk / nrl )

http://www.kendaraanhibrida.com/2008/05/
lipi-unsur-hidrogen-jadi-kunci-energi.html

‘Blue Energy’ dan Teori Konspirasi

Hari ini blog saya sempat beberapa kali kewalahan melayani pengunjung. Setelah saya selidiki hal ini disebabkan karena luar biasa banyaknya pengunjung yang mencari dengan kata kunci “blue energy”, mungkin akibat efek pemberitaan di media massa. Pencarian Google Indonesia untuk kata kunci “blue energy” menghasilkan tulisan saya di peringkat pertama. Efek ini ternyata jauh lebih dahsyat daripada Detik Effect yang saya alami tiga tahun yang lalu. Akibatnya, saya sempat menutup akses ke blog ini untuk sementara. Masalah beban berlebih ini baru bisa diatasi setelah saya memasang plugin WP Super Cache.

Akhir tahun yang lalu, Joko Suprapto –warga Nganjuk, Jawa Timur– mengklaim menemukan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan, yang sumbernya adalah air laut, dan bisa dijual seharga Rp 3000/liternya. Hasil analisis saya terhadap informasi yang tersedia berkesimpulan bahwa klaim tersebut mustahil untuk direalisasikan. Ironisnya, ‘prestasi’ ini terlanjur dibangga-banggakan di ajang konferensi Internasional tentang perubahan iklim di Bali.

Awal bulan ini, Joko Suprapto tiba-tiba menghilang tak berjejak dan keluarganya pun tidak mengetahui dimana keberadaannya. Rencananya tim ‘Blue Energy’ akan membangun pilot project berupa kilang dengan kapasitas produksi 10 liter/detik. Kilang ini tadinya direncanakan akan diresmikan pada tanggal 1 April yang lalu, dan proyek ‘Blue Energy’ itu sendiri akan diresmikan pada acara peringatan 100 tahun Kebangitan Nasional. Tapi karena penemunya sendiri tidak dapat ditemukan tentu saja acara tersebut menjadi batal.

Saya sudah dapat menduga kalau ada kejadian seperti ini, maka akan beredar teori konspirasi yang aneh-aneh. Dan sebenarnya teori-teori konspirasi ini sudah beredar bahkan jauh sebelum kejadian ini. Bunyi teori konspirasi tersebut kurang lebih adalah: sang penemu dibungkam oleh pihak-pihak yang tidak menyukai ‘teknologi’ tersebut, pihak-pihak tersebut di antaranya adalah perusahaan minyak multinasional dan intelijen Amerika Serikat.

***

Teori konspirasi semacam itu bukannya yang pertama kali. Sebagai contoh, pada tahun 1995 Stanley Meyer mengklaim telah menemukan mesin yang menggunakan bahan bakar air. Dalam klaimnya, kendaraan bermesin Meyer mampu menempuh perjalanan dari Los Angeles ke New York hanya dengan ‘bahan bakar’ sejumlah 83 liter air. Hal ini tentunya bertentangan dengan hukum alam dan mustahil untuk diimplementasikan.

Pada tahun 1996, Meyer dituntut oleh para investornya. Pengadilan memutuskan Meyer bersalah atas tindakan penipuan dan mengharuskan yang bersangkutan membayar $25000 sebagai ganti rugi kepada investor-investornya.

Dua tahun kemudian, Meyer meninggal dunia akibat tekanan darah tinggi setelah makan di sebuah rumah makan. Walaupun demikian, teori konspirasi tidak ada matinya, Meyer dianggap meninggal akibat diracuni oleh perusahaan minyak dan pemerintah Amerika Serikat. Meyer dianggap ‘membahayakan’ kepentingan ‘pihak-pihak tertentu’ sehingga perlu ‘dibungkam’. Menurut teori konspirasi ini, alasan mengapa tidak ada energi yang murah adalah karena teknologi tersebut ‘dibungkam’ selama bertahun-tahun. Alasan sebenarnya tentu tidaklah sejauh itu: sebenarnya penemu energi ajaib ini tidak mampu mendemonstrasikan penemuannya sesuai dengan yang diklaim.

***

Kalau mereka bisa membuat teori konspirasi, sayapun memiliki teori konspirasi versi saya: Ada orang dekat Presiden yang melaporkan ‘penemuan’ bahan bakar air kepada Presiden SBY. Presiden kemudian tertarik dan terkesima atas ‘demonstrasi’ yang diberikan. Presiden kemudian membiayai proyek ini dengan menggunakan dana pribadi dan bahkan mensponsori mereka ke ajang konferensi UNFCCC. Di saat yang sama, pemerintah terdesak harga minyak dunia yang sudah melewati titik psikologis $100/barrel. Tapi Presiden merasa memiliki secercah harapan pada ‘teknologi’ ini. Pemerintah menolak untuk memperkecil subsidi BBM dengan berbagai macam alasan. Tanggal 1 April terlewati begitu saja tanpa ada hasil yang nyata. Presiden memutuskan untuk menunggu satu bulan. Tapi satu bulan pun terlewati begitu saja, dan bahkan penemunya pun semakin sulit untuk ditemui. Akhirnya, dengan bersungut-sungut, Presiden terpaksa menaikkan harga BBM untuk mengurangi beban subsidi.

Semoga saja teori konspirasi saya tersebut salah, namanya juga teori konspirasi :).

Tambahan:

Hanya satu bulan sebelum ‘Blue Energy’ ramai dibicarakan, Presiden SBY membuat janji untuk tidak menaikkan harga BBM pada tahun 2008:

Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan, pemerintah tidak akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada tahun 2008.

Penegasan tersebut disampaikan Presiden usai melantik Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) baru, di Istana Negara, Rabu (7/11) siang. “Tidak ada opsi itu, karena kita cari solusi yang lain, yang cespleng. Paling tidak mengurangi dampak tanpa harus menimbulkan permasalahan pada masyarakat luas. Insya Allah kita carikan jalan terbaik,” kata Presiden kepada wartawan.

Pemerintah, lanjut Presiden SBY, akan terus melakukan langkah-langkah untuk mengatasi harga minyak yang kian melambung. “Kita lakukan langkah-langkah domestik, kebijakan yang lain, supaya kita bisa mengatasi. Ada solusi, tidak mengguncangkan perekonomian kita, tidak mengubah anggaran pembelanjaan kita. Itu yang sedang kita lakukan, yang pada saatnya kalau memang begini terus dan lebih tinggi lagi, tentu akan ada yang kita lakukan secara signifikan,” kata Presiden SBY.

Solusi lain yang cespleng? Mengurangi dampak tanpa harus menimbulkan permasalahan pada masyarakat luas? Langkah-langkah domestik? Solusi yang tidak mengguncangkan perekonomian kita dan tidak mengubah anggaran pembelanjaan kita?

Apakah Presiden SBY tertipu? Apakah langkah menunda kenaikan harga BBM dipengaruhi kepercayaan beliau pada ‘cespleng’-nya ‘Blue Energy’? Anda pikirkan sendiri :).

http://priyadi.net/archives/2008/05/23/
blue-energy-dan-teori-konspirasi/

Penemu Blue Energy, Dikabarkan Diculik

NGANJUK- Joko Suprapto, warga asal Desa Ngadiboyo, Kecamatan Rejoso yang disebut-sebut sebagai penemu blue energy, bahan bakar dari air, menghilang. Dalam dua minggu terakhir, lelaki yang akrab disapa Joko Jodhipati (nama stasiun radionya, Red) itu tidak berada di rumahnya. Berbagai spekulasi pun berkembang.

Salah satunya menyebut, dia diculik oleh kelompok tertentu. Hingga kemarin, keberadannya tak jelas. Ponselnya juga tidak bisa dihubungi. "Dia sekarang sedang dicari-cari," ungkap salah satu teman dekat Joko kepada Radar Kediri.

Diungkapkan sumber tersebut, sepekan lalu, para pejabat kepolisian dan TNI sempat berkumpul di Nganjuk untuk mencari keberadaan Joko. Orang-orang dekatnya dimintai keterangan. Termasuk dirinya.

Mereka menanyakan keberadaan alumnus teknik elektro Universitas Gajah Mada (UGM) Jogja tersebut. "Dia memang sedang dicari SBY (Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Red)," katanya.

Ini terkait dengan penelitian yang dilakukan ayah tiga putra tersebut. Khususnya tentang blue energy yang bisa menjadi bahan bakar alternatif murah. Sebab, rencananya, hari ini, bahan bakar tersebut akan diluncurkan ke masyarakat sehingga bisa segera dimanfaatkan. "Tetapi, ternyata sejak dua minggu lalu tidak ada kabar lagi," tutur sumber yang mewanti-wanti agar namanya tidak dikorankan tersebut.

Seperti diberitakan, teknologi temuan Joko sudah dipamerkan dalam ajang United Nation Framework Conference on Climate Change (UNFCCC) Desember 2007 di Bali. Teknologi ini sebenarnya berpusat pada penyediaan listrik yang murah untuk memproses air sebagai bahan bakar. Yakni, untuk memecah molekul air menjadi H (+) dan O2 (-). Sehingga, bisa dijadikan bahan bakar alternatif pengganti solar, bensin, avtur, maupun minyak tanah.

Bahan bakar yang sudah diberi nama blue energy itu diproduksi di Cikeas, Bogor. Keunggulannya, rendah emisi dan irit. Juga murah karena hanya berharga Rp 3 ribu per liter. Presiden SBY sendiri yang memperkenalkannya. Dalam perjalanan ke Bali, rombongan yang berangkat dari Cikeas juga sempat mampir di Nganjuk untuk menemui Joko.

Informasi yang diperoleh Radar Kediri, sejak Joko menghilang, aparat intelijen juga dikerahkan untuk mencarinya. Termasuk ke rumahnya di Desa Ngadiboyo. "Tiap hari ditanyai intel-intel polisi berpakaian preman," ungkap penjaga rumah Joko yang tak mau disebutkan namanya. Namun, dia tak mengetahui. Sebab, tidak biasanya sang majikan meninggalkan rumah dalam waktu lama.

Wartawan koran ini juga melihat empat petugas kepolisian berpakaian preman yang berjaga-jaga di rumah Joko yang menjadi satu dengan stasiun radio miliknya. Mereka berasal dari polsek. Winda Mirah, istri Joko, bahkan mengaku sempat didatangi kapolres dan kapolwil yang menanyakan keberadaan sang suami. "Semua tanya-tanya tentang bapak," katanya kepada Radar Kediri.

Meski demikian, dia tetap berusaha tenang. Bahkan, saat ditemui di rumahnya, Winda tampak sibuk mempersiapkan pertunjukan wayang kulit dua anaknya. Mohamad Trimulyo dan Oky Irfan Cara. "Bapak memang tidak pamitan sama saya, tetapi sudah (pamit) anak-anaknya," tuturnya.

Wanita berambut lurus ini menjelaskan, sikap Joko yang tidak pamit kepadanya terkait dengan penyakit jantung yang dideritanya. "Bapak tidak ingin saya sakit," terangnya.

Winda sendiri baru mengetahui dari penuturan anaknya. Kepada sang anak, Joko pamit pergi dua minggu sejak 3 Mei lalu. Joko juga berpesan kalau keluarga tidak akan bisa menghubungi karena ponselnya dimatikan. Inilah yang membuatnya stres. Sebab, dia sendiri yang mengantarkan suaminya hingga Bandara Juanda Surabaya tidak dipesani apa-apa.

Joko hanya mengatakan pergi ke Jakarta. Dan, bagi Winda, hal itu sudah biasa. Sebab, Joko tak pernah berhari-hari pergi. "Kalau pergi pagi, malam sudah pulang, tidak pernah lebih sehari meninggalkan saya," tutur Winda.

Winda sendiri mengaku berusaha tenang. Dia masih menunggu sampai batas waktu yang diberikan suaminya, 20 Mei, hari ini. "Kalau ternyata sampai tanggal 20 tidak pulang, saya baru ambil tindakan," tandasnya tanpa menyebut tindakan yang dimaksud. "Kadang kalau mikir, saya stres Mbak," lanjutnya.

Dia hanya berkeyakinan, sikap suaminya yang menyimpan rahasia justru dimaksudkan untuk menjaga keselamatan keluarga. Sebab, saat ini, harga BBM terus melonjak tinggi dan mulai langka.

Lalu, bagaimana dengan isu yang menyebut bahwa suaminya melakukan tindak pidana? Winda tak yakin atas hal tersebut. Dia menganggapnya sebagai isu yang diembuskan dari pesaing bisnis suaminya.

Sementara itu, Joko hingga kemarin belum bisa dihubungi. Berkali-kali wartawan koran ini mengontak, nomor ponselnya tetap tidak aktif. Kapolwil Kediri Kombes Pol Sukamto Hadi yang dikonfirmasi tentang hal ini juga membantah pernah ke rumah Joko untuk menelisik keberadaannya. "Saya tidak tahu," ujarnya melalui ponsel, kemarin.

Dia juga mengaku tidak tahu menahu terhadap kasus menghilangnya Joko. Termasuk soal isu yang menyebut bahwa yang bersangkutan diculik oleh kelompok tertentu. (dea/ut/hid)

http://www.kendaraanhibrida.com/2008/05/
penemu-blue-energy-dikabarkan-diculik.html