Nama Joko Suprapto mendadak jadi perbincangan. Ini setelah blue energy temuannya menarik perhatian hingga dikampanyekan Presiden SBY. Penemuan bahan bakar alternatif berbahan dasar air itu akan dipresentasikannya dalam konferensi PBB tentang perubahan iklim yang kini sedang berlangsung di Bali. Berikut petikan wawancara dengan warga Ngadiboyo, Rejoso, Nganjuk itu.
Apa yang Anda lakukan di Bali?
(Tanpa banyak bicara dia menyodorkan lembaran naskah pidato berbahasa Inggris). Ini, saya sebenarnya tidak usah maju saja. Tapi bagaimana lagi.
Mengapa selama ini Anda tertutup terhadap penelitian blue energy?
Belum saatnya saja.
Apa prinsip utama penemuan itu?
Pemisahan H plus dan H2 min dengan bantuan katalis-katalis dan proses tertentu sampai menjadi bahan bakar dengan jumlah ikatan karbon tertentu. Begini, ada C-C (karbon-karbon, Red) yang bergandengan, pacaran. Lalu kita ganggu, bagaimana kalau orang pacaran diganggu?
Apa bahan dasarnya?
Air. Aair tanah juga bisa, tapi kasihan warga karena harus nyedot dari bumi. Paling bagus air laut.
Lalu, kapan penelitian dimulai? Di mana?
Sekitar 2001, ya di rumah saya, Ngadiboyo sana. Tahun 2005 itu sudah selesai, tapi masih perlu penyempurnaan
Dapat ide dari mana?
Dalam Alquran itu semua yang ada di bumi bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Apa kendalanya selama meneliti?
Banyak sekali, terutama semua orang menganggap saya gila, tidak waras lagi. Tidak ada yang percaya penelitian ini akan berhasil. Termasuk para akademisi, teman-teman saya dan semuanya.
Dari pihak keluarga juga?
Iya, terus terang saja saya berkali-kali mau cerai dengan istri gara-gara penelitian ini. Tapi alhamdulilah saya pertahankan sampai sekarang
Anda mendapat biaya dari mana?
Awalnya biaya sendiri. Pokoknya habis-habisan saya. Seluruh isi rumah saya yang saya kumpulkan sebelumnya seperti keluar semua, sertifikat di Pegadaian. Semua pokoknya.
Apa yang membuat Anda yakin akan berhasil?
Penemuan ini sangat bisa diilmiahkan, ada rumusnya. Kalau barang nyata kenapa tidak bisa?
Bagaimana penelitian ini sampai ke Presiden SBY?
Setelah penelitian selesai, saya dulu sudah menghasilan produk. Kemudian bertemu dengan Bapak Presiden di Jakarta sekitar Februari 2006. Semua orang selalu menganggap saya gila. Tapi Bapak Presiden tidak sama sekali. Selanjutnya penelitian ini diteruskan untuk disempurnakan dan jadilah seperti sekarang. (jie)
Sumber: Radar Kediri
http://www.wikimu.com/News/displaynews.aspx?id=5107
Senin, 26 Mei 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar