NUSA DUA- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima Tim Blue Energy yang telah melakukan perjalanan darat Jakarta-Denpasar sepanjang 1.225,7 km, dengan lima kendaraan berbahan bakar energi alternatif blue energy.
Usai bertemu Presiden di Hotel Nikko, Nusa Dua, Bali, Senin (3/12), Ketua Tim Blue Energy Heru Lelono mengatakan setelah melakukan perjalanan itu kelima kendaraan telah dilakukan uji emisi di bengkel dan hasilnya cukup baik.
Bahan bakar blue energy merupakan bahan bakar yang dihasilkan dari bahan baku hidrogen dan karbon, sama sekali tidak bersumber dari bahan fosil.
Kelima kendaraan itu adalah dua mobil Ford 2.500 CC, Isuzu Panther 2.500 CC diesel, sedan Mazda 1997 dengan gasoline 1.800 CC, serta bus Mitsubishi 4.000 CC.
Sebelumnya, Presiden di kediamannya di Puri Cikeas Indah Bogor, 25 November 2007 lalu, telah melepas kelima kendaraan itu untuk melakukan uji coba dengan menggunakan bahan bakar blue energy.
Bahan Nonfosil
"Kita ingin membuktikan Indonesia juga mampu mencari jawaban terhadap masalah yang dibutuhkan khususnya soal bahan bakar dari nonfosil," kata Heru.
Dia mengatakan bahan bakar itu lebih tepat dikatakan sebagai bahan bakar sintetik yang proses pembuatannya tidak perlu memakan waktu ratusan tahun seperti fosil. Tetapi dilakukan lebih cepat dengan mesin yang berhasil diciptakan Tim Blue Energy.
"Ini tidak merusak lingkungan, emisinya juga ramah lingkungan. Tahun depan kita akan mulai memproduksi bahan bakar ini. Masyarakat pengguna tidak perlu lagi memodifikasi kendaraannya," katanya.
Penggunaan bahan bakar itu cukup irit yakni 1 liter mampu untuk menempuh jarak sekitar 15,13 km. Namun, Heru belum bisa menyebut biaya produksi untuk bahan bakar blue energy tersebut.
"Ini harus bisa masuk sistem. Setelah itu baru bisa dijawab ongkos produksi sebenarnya," katanya.
Sementara itu Juru Bicara Kepresidenan Andi Mallarangeng mengatakan Presiden menyambut baik upaya anak bangsa yang mampu menghasilkan energi alternatif baru yang nonfosil.
"Presiden mendukung upaya semacam ini yang diharapkan bisa diproduksi dalam skala besar untuk memenuhi kebutuhan energi," katanya.(ant-77)
http://www.suaramerdeka.com/harian/0712/04/nas05.htm
Senin, 26 Mei 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar