INILAH.COM, Jakarta – Joko Suprapto, penemu blue energy, hilang entah kemana. Bukan tak mungkin, insinyur muda itu diculik. Pemerintah diminta untuk menjamin dan melindungi para ahli penemu energi alternatif.
Penemuan energi alternatif berupa blue energy telah mengejutkan banyak pihak. Juga, penemuan ‘Banyugeni’. Joko, penemu blue energy menghilang sejak 7 Mei 2008 dan hingga detik ini keberadaannya belum diketahui. Adakah ini semua berkaitan dengan penemuan energi alternatif itu?
Kabar itu memang miris. Joko, lulusan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada dilaporkan hilang diculik. Informasi yang beredar luas, pria asal Ngadiboyo, Rejoso, Nganjuk, Jatim, ini hilang setelah pada 7 Mei 2008 lalu dalam perjalanan ke Jakarta melalui Bandara Juanda, Surabaya.
Meski belum jelas dia hilang karena diculik atau sebab lain, ada kemungkinan raibnya Joko terkait teknologi temuannya itu. Jangan-jangan, kelak penemu energi Banyugeni juga bisa mengalami nasib yang sama.
''Karena itu, pemerintahan SBY-JK harus melindungi dan menjamin kehidupan maupun keselamatan para ahli energi alternatif itu. Ini demi kepentingan nasional dan bangsa kita sendiri,'' kata Taufik Rahzen, seorang pengamat kebudayaan.
Temuan Joko sudah diterapkan dalam ekspedisi Jakarta-Bali menjelang United Nation Framework Conference on Climate Change (UNFCCC), Desember 2007 di Bali. Mobil yang digunakan uji coba dalam ekspedisi saat itu adalah 2 Ford Ranger 2500 cc, 1 Isuzu Panther Diesel 2500 cc, 1 Mazda Familia 1800 cc, dan 1 bus Mitsubishi 4000 cc.
Ekspedisi ini diberangkatkan Presiden SBY dari kediaman pribadinya di Puri Cikeas Indah pada 26 November 2007. Kendaraan tersebut sukses tiba di Bali pada 3 Desember 2007.
Temuan Joko rencananya akan diproduksi massal dengan kapasitas produksi 10 liter per detik atau setara dengan 5 ribu barel per hari. Tempat produksi juga dipusatkan di Cikeas, Bogor, yang peletakan batu pertamanya juga dilakukan Presiden SBY.
Sementara itu, penemuan blue energy atau bahan bakar air oleh Joko ternyata bukanlah satu-satunya. Ada juga bahan bakar air yang ditemukan dan dikembangkan oleh Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), yang diberi nama Banyugeni. Blue energy dan Banyugeni seharusnya bisa menjadi bahan bakar alternatif.
Banyugeni atau hidro-kerosin ini dikembangkan oleh tim peneliti dari Pusat Studi Pengembangan Energi Regional (Pusper) UMY. Tim yang terlibat penelitian sejak tahun 2007 adalah Drs Purwanto (konsultan ahli), Ir Bledug Kusuma Prasadja MT, Ir Tony Haryadi MT, Ir Lilik Utari MS, dan Dra Nike Triwahyuningsih.
Bahan bakar air (hydrofuel) ini, menurut Rektor UMY, Dr Khoiruddin Bashori, sudah dipatenkan dan sudah didaftarkan di kantor Ditjen HAKI Depkum dan HAM dengan nomor 00.2008.004866 bernama BanyugeniTM. Sedang teknologinya saat ini masih dalam proses paten.
Peluncuran produk hidro kerosin pertama kali dilakukan pada 13 Februari 2008 di Kampus Terpadu UMY di Tamantirto, Kasihan Bantul. Waktu itu, rektor bersama Bupati Bantul Idham Samawi menyalakan kompor dan lampu minyak dengan Banyugeni. Hasilnya kedua alat itu bisa menyala seperti saat dinyalakan dengan minyak tanah.
Selain kompor dan lampu teplok, uji coba bahan bakar baru itu dilakukan dengan mesin traktor, sepeda motor, dan pesawat aeromodeling. Untuk pesawat ultra ringan diujicobakan pada pesawat tipe Jora Rotax 582 di LPLP Solo pada
tanggal 11 Februari. Semua alat yang diisi hidro-kerosin bisa menyala dengan baik.
Hasil penemuan tim UMY ini sudah diminati banyak perusahaan. Mereka menawarkan kerjasama dengan bantuan modal yang sangat besar. Namun sampai sekarang, UMY belum bersedia dengan alasan masih perlu pengembangan yang lebih baik, sehingga bisa maksimal.
Hasil itu juga sudah diuji di sebuah laboratorium internasional, yakni PT CoreLab Indonesia. Hasilnya secara meyakinkan menunjukkan bahwa biofuel tersebut telah memenuhi standar bahan bakar BP Migas.
Banyugeni mempunyai varian produk berupa hidro-kerosin (setara dengan minyak tanah), hidro-diesel (setara solar), hidro-premium (setara bensin), dan hidro-avtur (setara bahan bakar jet). [I4]
http://inilah.com/berita.php?id=29705
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar