Senin, 26 Mei 2008

Joko Suprapto, sang Penemu Formula Air Jadi BBM

Joko Suprapto, penemu blue energy asal Nganjuk, Jawa Timur, akhirnya mau berbicara terbuka kepada wartawan. Alumnus teknik elektro UGM Jogja itu masih tampak pucat. Rambutnya baru dicukur. Begitu pula kumisnya yang lebat. Berikut petikan wawancara wartawan dengan Joko tentang 13 hari ’menghilang’ dari publik.

Selama ’menghilang’, Anda ke mana saja?

Saya tidak menghilang, tapi menyiapkan strategi sambil mencari dana buat proyek saya.

Kabarnya sampai ke Batam segala?

Siapa bilang? Saya hanya ke Surabaya, Jakarta. Tidak ke luar pulau (Jawa, Red), kok.

Hasilnya?

Dana yang saya butuhkan sudah tersedia.

Boleh tahu jumlahnya?

(Tersenyum) Tidak etis kalau saya sebut di sini

Bisa menceritakan penelitian apa yang sesungguhnya Anda kerjakan?

Saya ingin meluruskan, sebenarnya bukan mengubah air menjadi bahan bakar. Yang saya ubah itu hidrogennya. Tapi agar masyarakat bisa mengistilahkan, disebut air.

Teknisnya?

Jadi, hidrogen tersebut ditambah dengan rantai-rantai karbon dan katalis. Nanti hasilnya kerosin, minyak tanah.

Apakah hanya minyak tanah saja?

Tentu saja tidak. Nanti akan dikembangkan bahan bakar lengkap. Seperti punya Pertamina.

Sejauh mana perkembangan penelitian itu?

Saat ini masih menyiapkan proses produksi. Sepuluh liter per detik di pabriknya.

Apakah nanti akan diproduksi masal?

Ya, tapi (pabriknya) akan ditempatkan di daerah pinggiran pantai. Karena kita mengambil air laut, bukan air tanah.

Kenapa?

Agar tidak mengganggu kestabilan tanah. Air tanah kan bisa memberi manfaat lain bagi warga.

Kapan hasil penelitian ini bisa dimanfaatkan warga?

Secepatnya

Mungkin bisa menyebut tanggal?

Pokoknya secepatnya

Di mana akan diluncurkan?

Kalau itu tunggu statement berikutnya. Yang jelas mencakup seluruh Indonesia

Selama ini, dengan siapa Anda bekerja sama?

Dengan Lemigas (Lembaga Minyak dan Gas) dan perusahaan yang bergerak di bidang lab (laboratorium penelitian).

Apakah pemerintah juga membantu?

Tentu saja. Saya tetap berhubungan baik dengan pemerintah. Kita saling mengisi.

Apakah ada investor asing yang memberi bantuan?

O, tidak. Semua investor lokal.

Apa motivasi Anda mengadakan penelitian ini?

Niat saya murni untuk kepentingan rakyat. Kalau orang lain bilang paten itu penting, menurut saya nggak penting.

Kabarnya 20 Mei kemarin Anda menerima undangan dari Presiden SBY untuk menghadiri peringatan kebangkitan nasional di Jakarta?

Ya, tapi saya berhalangan hadir karena kondisi kesehatan tidak memungkinkan. Kurang fit.(c2/hid/jpnn/el)

http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail_c&id=343445

Tidak ada komentar: